PENGGUNAAN MINYAK DAN LEMAK DALAM BIDANG NON PANGAN
Teknologi Pertanian
PENGGUNAAN MINYAK DAN LEMAK DALAM BIDANG NON PANGAN
Latar Belakang
Di Indonesia tumbuh aneka pohon yang selama daur hidupnya menghasilkan kayu dan juga komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Jenis HHBK yang diperoleh banyak macamnya, antara lain berupa : biji (tengkawang, kemiri, pala pinang, dll), resin dan getah (damar, kopal, kemenyan, kamper, jelutung, perca dan hangkang), kulit kayu (kayu manis, lawang, sintok, bakau-bakau dan akasia), daun (perca, cengkeh, kayu putih, gambir, ekaliptus, dll), dan bunga (kenanga, ylang-ylang dan cengkeh). Tengkawang adalah jenis Shorea yang telah lama dikenal di Indonesia.Jenis ini termasuk famili Dipterocarpacea.
Daerah penyebarannya adalah Asia Tenggara yaitu: Thailand, Malaysia, Indonesia (Kalimantan dan Sumatera), Serawak, Sabah dan Phillipina. Tumbuh baik pada daerah beriklim tropika basah dengan ketinggian 5 - 1.000 m dpl, serta lokasi yang bertanah liat, berpasir, maupun berbatu yang digenangi atau tidak digenangi air. Di Indonesia terdapat 13 jenis pohon penghasil tengkawang, di mana 10 jenis di antaranya terdapat di Kalimantan dan 3 jenis lainnya di Sumatera. Umumnya berbunga pada bulan September - Oktober dan buah masak pada bulan Januari - Maret, berbuah lebat setelah kemarau panjang.
Daerah penyebarannya adalah Asia Tenggara yaitu: Thailand, Malaysia, Indonesia (Kalimantan dan Sumatera), Serawak, Sabah dan Phillipina. Tumbuh baik pada daerah beriklim tropika basah dengan ketinggian 5 - 1.000 m dpl, serta lokasi yang bertanah liat, berpasir, maupun berbatu yang digenangi atau tidak digenangi air. Di Indonesia terdapat 13 jenis pohon penghasil tengkawang, di mana 10 jenis di antaranya terdapat di Kalimantan dan 3 jenis lainnya di Sumatera. Umumnya berbunga pada bulan September - Oktober dan buah masak pada bulan Januari - Maret, berbuah lebat setelah kemarau panjang.
Pemanfaatan lemak tengkawang saat ini sebagian besar hanya dalam industri coklat, yang ditujukan untuk meningkatkan titik leleh lemak coklat terutama lemak coklat yang berasal dari Amerika Latin. Minyak tengkawang dalam industri makanan dikenal dengan nama cacao butter substitute, yang digunakan sebagai pengganti minyak coklat. Pada industri farmasi dan kosmetika dikenal dengan nama oleum shorea yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan. Minyak tengkawang juga cocok digunakan pada industri margarine, coklat, sabun, lipstik dan obat-obatan; karena memiliki keistimewaan, yaitu titik lelehnya yang tinggi berkisar antara 34 – 39 °C. Selain untuk pangan, prospek yang baik dari minyak tengkawang yang dikenal dengan nama vegetable thallow atau illip nut, dapat dipakai sebagai minyak pelumas mesin, pembuatan sabun, peti kemas, harde kernseep, bahan baku pembuatan lilin, stearine, dan palmitat.
Salah satu pemanfaatan lemak tengkawang yaitu untuk industry kosmetik, salah satunya lipstik. Lipstik adalah produk kosmetik untuk bibir yang paling dikenal.Berfungsi untuk memberikan warna pada bibir.Bentuknya bervariasi dari stik, krim, hingga cair.Lipstik sifatnya cenderung lebih pekat dan tidak transparan. Beberapa lipstik merk tertentu dapat berfungsi sebagai lip balm karena mengandung vitamin E dan zat lain yang baik untuk kelembaban bibir. Meskipun pada dasarnya, fungsi utama lipstik memang bukan untuk melembabkan dan merawat bibir melainkan hanya untuk memberi warna oleh karena itu pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan lemak atau minyak tengkawang dalam pembuatan lipstik.
Rumusan Masalah
# Apa pengertian dari lipstik?
# Apa pengertian dari minyak tengkawang?
# Bagaimana prinsip pembuatan lipstick menggunakan minyak tengkawang?
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam pembuatan lipstik dan prinsip dasar pembuatannya.
Lipstik
Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang banyak digunakan oleh para wanita hampir setiap waktu.Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.Bahan yang dipakai dalam usaha mempercantik diri ini, dahulu di ramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di alam sekitar.Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga dari bahan sintetis untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik dekoratif fungsi utamanya hanya untuk mempercantik dan memperindah diri.Pewarna merupakan komponen utama dalam setiap formulasi kosmetik dekoratif.Tujuan kosmetik dekoratif yaitu untuk memperbaiki penampilan, memberikan rona, meratakan warna kulit, menyembunyikan ketidaksempurnaan, dan fungsi protektif (Barel, et al, 2001). Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum dan menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau, dan tidak merusak atau mengganggu kulit, bibir, kuku, dan adeneksa lainnya (Tranggono dan Latifah, 2007).
Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga membentuk bibir.Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata, rambut, dan pakaian.Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya (Barel, et al, 2001).
Hakekat fungsi dari lipstik adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat nan menarik. Akan tetapi kenyataan kemudian warna lain pun mulai digemari orang, sehingga corak warna lipstik bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuatdari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki.Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38oC.Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM, 1985).
Persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi.
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin.
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket.
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
6. Memberikan warna yang merata pada bibir.
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
Komponen utama dalam lipstick harus terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat warna.
a. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik.Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern.Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972).
b. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85 .Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik (Balsam, 1972).
c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Jellineck, 1976).
d. Zatwarna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya.Kedua macam zat warna ini masing-masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan (Balsam, 1972).
2.2 Minyak Biji Tengkawang
Nama daerah yaitu banio, ketuko, melebekan, meranti, merkuyung, sirantih (Smt); abang, awang, damar, engkabang, kakan, kenuar, kontoi, lampung, lanan, lentang, ponga, putang, tengkawang (Klm), kayu bapa, sehu (Mlk) (Alamendah 2004).
Tengkawang adalah jenis marga Shorea yang telah lama dikenal di Indonesia.Jenis ini termasuk famili Dipterocarpaceae.Daerah penyebaran alami jenis tengkawang meliputi India, Thailand, Malaysia, Indonesia, Serawak, Sabah, dan Philliphina.Di Indonesia pohon tengkawang terdapat di Kalimantan dan Sumatera.Daerah penghasil tengkawang terbesar adalah di Kalimantan Barat yaitu Sanggau, Kapuas Hulu, Sintang, Pontianak, Sambas, dan Ketapang.Di Kalimantan Tengah tengkawang terdapat di daerah Sampit, Pangkalanbun, Kapuas Barito, dan Kahayan.Di Kalimantan Timur jenis ini terdapat di daerah Mahakam Hulu, Bulungan, dan Tarakan (Ashton 1982).
Klasifikasi Biji Tengkawang :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Kelas : Dikotil (berkeping dua)
Ordo : Malvales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Spesies : Shorea spp.
Tengkawang (Shorea spp.) merupakan jenis pohon yang menjadi andalan hutan tropika.Kayu jenis ini banyak digunakan untuk bangunan perumahan dan komoditi ekspor.Di internasional menjual benih tengkawang dikenal sebagai illipe nut.Potensi pohon tengkawang saat ini (Shorea spp.) sebagai salah satu jenis kayu primadona hutan tropika mulai sulit dicari di pasaran, eksploitasi terhadap jenis ini sangat besar sejalan dengan kebutuhan kayu konstruksi yang meningkat.Kayu tengkawang terutama dipakai untuk venir dan kayu lapis, disamping itu dapat juga dipakai untuk bangunan perumahan, kayu perkapalan, alat musik, mebel atau peti pengepak (Martawijaya et al 1981).
Pohon tengkawang yang baru berbuahakan menghasilkan 50–100 kg biji tengkawang kering. Hasil rata-rata pohon tengkawang pada panen raya berkisar antara 250–400 kg biji tengkawang kering.Pohon tengkawang pada tahun-tahun diluar panen raya hanya menghasilkan sekitar 50–100 kg biji (Sumadiwangsa, 2001).
Buah tengkawang berbentuk nut, bulat telur, di mana kulit buah dan kulit biji tidak terpadu, dan di dalamnya terdapat dua belah biji lembaga. Buah tengkawang biasanya memiliki lima sayap, tetapi ada juga jenis tengkawang yang agak gepeng. Tengkawang tungkul memiliki kelompok jurai-jurai pada sayap kecil dan tidak lebih panjang dari buah.Oleh karena itu disebut juga bersayap sempit (S. stenoptera atau narraw wingged) (Sudarto, 1997).
Bijinya yang mengandung lemak dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan coklat, margarine, malam, sabun dan bahan kosmetika.Biji tengkawang (Borneo Illipe nut) merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang penting sebagai bahan baku lemak nabati. Karena sifatnya yang khas, lemak tengkawang berharga lebih tinggi dibanding minyak nabati lain seperti minyak kelapa, dan digunakan sebagai bahan pengganti minyak coklat, bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan (Sumadiwangsa, 2001).
Produksi dan proses ekstraksi biji tengkawang serta keunggulan nilai penanamannya. Seperti diketahui sampai sekarang biji tengkawang dipungut dari pohon tengkawang yang tumbuh di hutan alam.Lemak tengkawang mempunyai ciri mirip dengan lemak kakao, oleh karena itu lemak ini berpotensi sebagai Cocoa Butter Substitute (CBS).Potensi ini sangat menguntungkan secara ekonomis karena harga lemak tengkawang jauh lebih murah, yaitu 20 - 25% dari harga lemak kakao.Penggunaan lemak tengkawang merupakan alternatif yang baik dalam pembuatan kosmetik yang selama ini banyak menggunakan lemak kakao.(Hambali 2008).
Prinsip Dasar Pemanfaatan Minyak Biji Tengkawang sebagai Bahan Pembuatan Lipstick
Pelarut utama dalam produk pembuatan lipstik adalah minyak.Minyak ini menentukan seluruh sifat dari produk lipstik.Biasanya senyawa yang digunakan adalah ester.Ester adalah produk reaksi antara alkohol lemak dan asam lemak.Ester ini juga dapat berada dalam bentuk yang bermacam- macam, dapat padat, pasta, kental, dan encer, mudah masuk ke dalam kulit dan lain-lain.Dimungkinkan banyak sekali kombinasinya untuk membentuk sifat yang dapat dirasakan pada bibir. Minyak ini berfungsi sebagai emollient (mempermudah penyebaran atau pengolesan), pelembab, penambah licin, pemberi kilau, agen pembuat tak berkilau (matifying) dan penambah SPF (Sun Protection Factor) (Wasitaatmadja, 1997).
Dalam makalah ini dibahas prosedur pembuatan lipstick dengan menggunakan minyak biji tengkawang. Minyak biji tengkawang ini digunakan untuk menggantikan minyak yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan lipstick.
Bahan utama yang ditemukan dalam lipstik adalah lilin, minyak, alkohol, dan pigmen.Lilin digunakan biasanya melibatkan beberapa kombinasi dari tiga jenis lilin misalnya lilin lebah-, lilin candelilla, atau camauba lebih mahal. Wax memungkinkan campuran untuk dibentuk menjadi bentuk mudah dikenali dari kosmetik tersebut. Minyak seperti mineral, kastor, lanolin, atau sayuran yang ditambahkan ke lilin.Fragrance dan pigmen juga ditambahkan, seperti pengawet dan antioksidan, yang mencegah lipstik dari menjadi tengik. Setiap lipstik mengandung komponen ini, berbagai bahan lain juga dapat dimasukkan untuk membuat substansi halus atau mengkilap atau untuk melembabkan bibir (Wasitaatmadja, 1997).
Di luar bahan dasarnya (lilin, minyak, dan antioksidan) jumlah bahan tambahan sangat bervariasi. Bahan-bahan itu sendiri akanmenentukan karakteristik lipstick, sehingga banyak produsen membuat berbagai macam lipstik untuk konsumen.Untuk membuat lipstik, berbagai bahan baku dicairkan terlebih dahulu secara terpisah, kemudian minyak, pelarut dan pigmen warna yang dicampurkan. Secara umum, lilin dan minyak merupakan 60 % komponen dari lipstik (berat), sedangkan sisanya adalah komponen lain (Tranggono, 2007).
Proses pembuatanlipstick
Pembuatan lipstik dilakukan dengan tiga langkah yang terpisahyaitu : mencairkan (peleburan) dan pencampuran bahan lipstik, menuangkan campuran ke dalam tabung (pencetakan), dan pengemasan produk untuk dijual. Setelah itu lipstik dapat digunakan, disimpan atau dipasarkan (Hambali. 2000)
a. Peleburandan pencampuran
Bahan baku berupa pelarut, lemak dan lilin dipanaskan dalam stainless steel atau wadah keramik yang terpisah.Setelah pigmen dipersiapkan, dicampur dengan lilin panassampai warna seragam dan konsistensi diperoleh.Campuran harus bebas dari gelembung udara.Setelah campuran bebas dari udara, siap untuk dituangkan ke dalam tabung (Hambali, 2000).
b. Pencetakan
Cairan lipstik tersebut kemudian dapat disaring dan dibentuk, atau dapat dituangkan ke dalam wadah untuk disimpan apabila belum akan dilakukan pencetakan.Setelah dituang kedalam tabung atau cetakan kemudian didinginkan (Hambali, 2000).
c. Label dan kemasan
Setelah lipstik tersebut dingin dan beku, lipstik tersebut siap untuk label dan kemasan.Sementara ada banyak penekanan pada kualitas dan tampilan produk lipstik jadi, kurang penekanan ditempatkan pada penampilan balm bibir. Lip balm selalu dihasilkan dalam proses otomatis (kecuali untuk batch percobaan atau uji). Cairan panas dituangkan ke dalam tabung dalam posisi retraksi, tabung kemudian dibatasi oleh mesin-proses yang jauh lebih sulit.Ada berbagai pilihan kemasan yang tersedia.Lip balm yang dikemas dalam jumlah besar, umumnya dengan perlindungan minimal untuk mencegah kerusakan pengiriman. Kemasan untuk lipstik bervariasi, tergantung pada apa yang akan terjadi di titik penjualan (Hambali, 2000).
PENUTUP
Kesimpulan
Minyak biji tengkawang merupakan salah satu minyak nabati yang dapat juga digunakan dalm bidang kosmetik.Pelarut utama dalam produk pembuatan lipstik adalah minyak.Minyak ini menentukan seluruh sifat dari produk lipstik.
Saran
Pemanfaatan biji tengkawang dalam industry kosmetik khususnya lipstik masih belum dimaksimalkan.Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pemanfaatan biji tekawang dalam industry kosmetik dapat dimaksimalkan.