Perkembangan Teknologi Fotografi Dari Masa Penemuannya
Teknologi Fotografi
Sebelum membicarakan Perkembangan Teknologi Fotografi perlu di ketahui apa pengertian dari Fotografi itu sendiri. Ditinjau dari segi kata fotografi terdiri dari dua kata foto dan grafis. Foto berarti cahaya sedangkan grafis berarti gambar. Sejalan dengan perkembangan teknologi digital yang sangat pesat hampir semua orang sudah bisa membuat fotografinya sendiri.
Secara umum fotografi dapat diartikan suatu proses atau metode yang digunakan dalam rangka menciptakan sebuah gambar (foto) dari sebuah objek dengan cara merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada sebuah media yang peka cahaya. Dan alat yang dipakai untuk menangkap cahaya ini disebut dengan kamera. Tanpa adanya cahaya maka tidak dapat menghasilkan foto.
Secara harfiah fotografi bisa diartikan sebagai teknik melukis dengan cahaya. Fotografi merupakan hasil dari penggabungan ilmu, teknologi, dan seni. Perpaduan yang harmonis antara ketiganya bisa menghasilkan sebuah karya yang mengagumkan. Tentunya dengan kemampuan serta sentuhan seni dari sang fotografer, sebuah foto bisa memiliki arti tersendiri.
Fotografi tidak hanya sebagai seni tetapi memiliki berbagai macam manfaat serta tujuan. Diantara manfaat dari fotografi ini yaitu untuk dokumentasi, penelitian, ataupun sebagai media dalam ranah estetika. Dengan foto, suatu momen bisa bertutur.
Sekarang kita hanya bisa melihat foto serta bisa juga berfoto sendiri. Nah untuk itu perlu juga rasanya kita mengetahui bagaimana sejarah perkembangan dari fotografi itu sendiri.
Sejarah fotografi saat ini boleh dibilang berhutang budi kepada beberapa orang yang berjasa dalam mengembangkan teknologi fotografi sampai pada era digital yang sedang kita nikmati sekarang ini. Perkembangan teknologi dari masa ke masa.
Di era 1000 M. Tercata sebuah nama Al Hazen, salah seorang dari pelajar yang berkebangsaan Arab. Dia menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil, kisah ini dikemukakannya pada tahun 1000 M.
Setelah dikaji lebih dalam ternyata ilmuwan penemu camera merupakan seorang muslim. kisahnya baca pada artikel yang berjudul Camera ditemukan oleh Seorang Muslim.
Era 1400 M. Lebih kurang 400 tahun setelah Era 100 M, Leonardo da Vinci juga menulis sebuah artikel tentang fenomena yang sama dengan Al Haze. Namun, Battista Della Porta, juga menulis tentang citra dapat dibentuk dari cahaya sehingga orang menganggap dia sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura.
Awal abad 17. Seorang Ilmuwan dari Italia yang bernama Angelo Sala menemukan teori bahwa apabila serbuk perak nitrat terkena pantulan cahaya maka warnanya akan berubah menjadi hitam. Pada saat itu juga dengan komponen kimia tersebut ia berhasil merekam gambar-gambar namun tidak bisa bertahan lama. Namun masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia sesudah gambar-gambar tersebut terekam secara permanen.
Era tahun 1727. Seorang Profesor farmasi dari Universitas di Jerman yang bernama Johan Heinrich Schuize, menemukan hal seperti yang ditemukan Angelo Sala, pada percobaan yang tidak ada hubungannya dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.
Era tahun 1800. Seorang yang berkebangsaan Inggris yaitu Thomas Wedgwood melakukan eksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang telah menggunakan lensa pada kamera obscura saat ini disebut kamera, namun hasilnya sangat mengecewakan.
Karena hasil yang tidak sempurna tersebut akhirnya Thomas Wedgwood memfokuskan sebagaimana yang dilakukan Schuize dengan membuat gambar-gambar negative pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak dengan menggunakan cahaya darin sinar matahari.
Pada tahun 1824, setelah melalui tahap-tahap proses penyempurnaan dari berbagai negara, dan akhirnya Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograph berhasil menciptakan gambar yang permanen pertama dengan sebutan “FOTO”.
Pada tahun 1824, setelah melalui tahap-tahap proses penyempurnaan dari berbagai negara, dan akhirnya Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograph berhasil menciptakan gambar yang permanen pertama dengan sebutan “FOTO”.
Pembuatan gambar ini tidak menggunakan kamera, tapi melalui proses yang disebutnya Heliogravure atau proses kerjanya mirip lithograph dengan menggunakan sejenis aspal yang kemudian disebut sebagai Bitumen of Judea dan menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasarnya.
Bulan Agustus 1827, setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam keterampilan tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.
Di tahun 1829, Niepee secara resmi menjalin bekerja sama dengan Daguerre namun apa boleh buat Niepee meninggal dunia di 1833. Pada tanggal 7 Januari 1839, dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Dagurre mengumumkan hasil penelitian yang dilakukannya kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis.
Bulan Agustus 1827, setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam keterampilan tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.
Di tahun 1829, Niepee secara resmi menjalin bekerja sama dengan Daguerre namun apa boleh buat Niepee meninggal dunia di 1833. Pada tanggal 7 Januari 1839, dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Dagurre mengumumkan hasil penelitian yang dilakukannya kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis.
Hasil dari karya Degurre yaitu berupa foto-foto yang sudah permanen kemudian disebut dengan Daguerretype yang tidak dapat digandakan atau cetak ulang. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil dan Daguereetype tertua yang masih ada hingga saat ini yang diciptakannya tahun 1837.
Tanggal 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris mempresentasikan hasil penemuannya yang berupa proses fotografi modem kepada Institut Kerajaan Inggris.
Pemaparan dari Willian tidak sama dengan Daguerre, ia telah menemukan sebuah sistem berupa negative-positif (bahan dasar: perak nitrat, diatas kertas). Walaupun telah menggunakan kamera, namun sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kita istilahkan: Contact Print (print yang dibuat tanpa pembesaran atau pengecilan).
Bulan Juni 1840, Talbot memperkenalkan Calotype perbaikan dari sistem sebelumnnya yang juga menghasilkan negative diatas kertas. Dan pada Oktober 1847, Abel Niepee de St Victor keponakan dari Niepee memperkenalkan penggunaan kaca sebagai base negative menggantikan kertas.
Pada Januari 1850, seorang ahli kimia dari Inggris yang bernama Robert Bingham memperkenalkan cara penggunaan Collodion sebagai emulsi foto yang pada saat itu cukup popular dengan sebutan WETPLATE Fotografi. Setelah melalui beberapa tahap pengembangan dan penyempurnaan, maka penggunaan rol film mulai dikenal. Juni 1888, seorang berkebangsaan Amerika George Eastman menciptakan sebuah revolusi fotografi dunia yang merupakan hasil dari penelitiannya di tahun 1877. Dan Ia berhasil menjual produk baru dengan merk KODAK yang berupa sebuah kamera box kecil yang ringan dan telah diisi dengan rol film (dengan bahan kimia perak bromide) yang bisa dipakai untuk 100 exposure.
Bila seluruh film telah digunakan, maka kamera ini tersebut dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Kemudian kamera dikirimkan kembali dan telah berisi rol film yang baru.
Pemaparan dari Willian tidak sama dengan Daguerre, ia telah menemukan sebuah sistem berupa negative-positif (bahan dasar: perak nitrat, diatas kertas). Walaupun telah menggunakan kamera, namun sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kita istilahkan: Contact Print (print yang dibuat tanpa pembesaran atau pengecilan).
Bulan Juni 1840, Talbot memperkenalkan Calotype perbaikan dari sistem sebelumnnya yang juga menghasilkan negative diatas kertas. Dan pada Oktober 1847, Abel Niepee de St Victor keponakan dari Niepee memperkenalkan penggunaan kaca sebagai base negative menggantikan kertas.
Bila seluruh film telah digunakan, maka kamera ini tersebut dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Kemudian kamera dikirimkan kembali dan telah berisi rol film yang baru.
Berbeda dengan kamera yang ada masa itu, dengan bentuk yang besar serta kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa. Hingga kini perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan rol film.
Nah demikian uraian tentang Perkembangan Teknologi Fotografi, dan bagaimana pula tentang sejarah perkembangan fotografi di Indonesia
Nah demikian uraian tentang Perkembangan Teknologi Fotografi, dan bagaimana pula tentang sejarah perkembangan fotografi di Indonesia