Bioteknologi Pangan Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian
Teknologi Pertanian
Bioteknologi Pangan Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian.
Menerapkan peranan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan produksi pangan dengan mengetahui cara-cara untuk mendapatkan bibit yang unggul. Anda juga akan mengetahui peran mikroorganisme dalam proses bioteknologi pangan.
Bertambahnya populasi manusia membawa dampak yang merugikan dan bahkan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Dampak yang paling jelas dan nyata adalah semakin berkurangnya bahan pangan di dunia ini. Karena itu, manusia terus berusaha meningkatkan produktivitas pangannya. Diantara cara yang sekarang paling terkenal adalah bioteknologi. Bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme atau bahan yang dikeluarkan oleh organisme untuk menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan menggunakan bioteknologi, diharapkan masalah pangan kita dapat diatasi.
Bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme atau bahan yang diperoleh dari organisme untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Bioteknologi merupakan penggabungan dari beberapa ilmu diantaranya : biokimia, mikrobiologi, mikologi, fisiologi, genetika, biologi, molekuler, dan kimia.
Pernahkan Anda memakan tempe, tapai, oncom, keju, dan roti? Semua makanan tersebut merupakan contoh produk bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Tempe dan tapai merupakan contoh bioteknologi konvensional. Bioteknologi konvensional dilakukan hanya berdasarkan pengalaman yang didapat secara turun temurun tanpa memahami bagaimana prinsip proses pembuatannya. Sebaliknya pada bioteknologi modern, para ahli telah melakukan penelitian yang menckup proses yang terjadi pada organisme yang digunakan, bagaimana prosesnya, faktor apa yang mendukung atau menghambat, dan bagaimana cara mengaplikasikannya sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa dalam jumlah besar dan cepat.
Pada kesempatan ini kita akan membahas peranan bioteknologi dalam meningkatkan produktivitas pangan yang meliputi bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan, dan pemanfaatan mikroorganisme dalam pembuatan pangan.
Bioteknologi Pertanian
Kultur Jaringan
Kultur jaringan menurut bahasa asing disebut tissue culture, kultur berarti budidaya, jaringan berarti sekolompok sel yang mempunyai bentuk dan kegunaan yang sama. Dengan demikian, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil serta mempunyai sifat seperti sifat induknya.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori sel seperti yang di kemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi yaitu kemampuan yang dimiliki dari setiap sel (dari mana saja sel tersebut diambil) apabila diletakkan dalam lingkungan yang cocok akan dapat tumbuh menjadi tanaman sempurna.
Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Pengertian dari Jaringan meristem adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang selalu membelah, dingingnya tipis, belum mempunyai penebalan dari zat pektin, plasmanya penuh, dan vakuolanya kecil.
Teknik kultur jaringan sebetulnya sangat sederhana, yaitu sel atau irisan jaringan tanaman yang disebut eksplan secara aseptik (bersih dari hama atau bakteri), diletakan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang telah berisi nutrisi. Nutrisi dapat berupa larutan yang mempunyai unsur makromolekul, mikromolekul, asam amino, gula, vitamin, dan hormon. Dengan cara demikian, sebagian sel pada permukaan irisan tersebut yang akan membentuk gumpalan sel yang disebut kalus. Kalus dapat dipisah-pisahkan, kemudian dipindahkan ke dalam medium khusus sehingga tumbuh dan membentuk tanaman kecil yang berakar, berbatang, dan berdaun (plantlet). Dengan cara kultur jaringan ini, hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan plantlet dalam jumlah besar. ... lanjutkan pembratasan